Yingluck usai pengumuman partainya menang (Foto: AP)
BANGKOK - Yingluck Shinawatra yang sebentar lagi akan menjadi perdana menteri perempuan pertama Thailand, sepakat untuk membentuk koalisi yang berisikan lima partai. Koalisi ini dibentuk setelah Partai Puea Thai menang dalam pemilu Thailand.
Setelah memastikan partainya meraih 265 dari 500 kursi, sudah cukup membuat dirinya mendominasi parlemen. Namun dengan koalisi lima partai, pihaknya dapat menaikkan kekuasaan hingga 299 kursi parlemen.
Kesepakatan koalisi ini cukup mencengangkan karena pada umumnya proses koalisi cukup lama tercapai dalam politik Thailand. Kondisi ini dapat mempengaruhi pembagian kekuasaan, khususnya dalam penentuan anggota kabinet.
Pada awalnya, ibu satu anak ini menyadari tantangan dalam melakukan rekonsiliasi dari negara yang terbagi dari dua kekuasaan yang berbeda. Terlebih lagi kemenangan Yingluck seperti sebuah tamparan bagi pihak militer yang melakukan kudeta terhadap kekuasaan kakaknya Thaksin Shinawatra pada 2006 lalu.
Tentunya perjanjian koalisi ini dapat memperkuat stabilitas pemerintah, terlebih lagi bila ada pihak-pihak yang bisa saja menuntut hasil dari pemilu 3 Juli kemarin.
Terlepas dari semuanya, perempuan berusia 44 tahun ini menyadari masih banyak tugas yang harus diselesaikan untuk Thailand.
Yingluck dianggap sepeti kloning dari kakaknya Thaksin. Namun dirinya menegaskan bahwa rakyat memilih dirinya bukan kakaknya. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa Thaksin memegang peranan besar dalam keberhasilan adik bungsunya itu.
Setelah memastikan partainya meraih 265 dari 500 kursi, sudah cukup membuat dirinya mendominasi parlemen. Namun dengan koalisi lima partai, pihaknya dapat menaikkan kekuasaan hingga 299 kursi parlemen.
Kesepakatan koalisi ini cukup mencengangkan karena pada umumnya proses koalisi cukup lama tercapai dalam politik Thailand. Kondisi ini dapat mempengaruhi pembagian kekuasaan, khususnya dalam penentuan anggota kabinet.
Pada awalnya, ibu satu anak ini menyadari tantangan dalam melakukan rekonsiliasi dari negara yang terbagi dari dua kekuasaan yang berbeda. Terlebih lagi kemenangan Yingluck seperti sebuah tamparan bagi pihak militer yang melakukan kudeta terhadap kekuasaan kakaknya Thaksin Shinawatra pada 2006 lalu.
Tentunya perjanjian koalisi ini dapat memperkuat stabilitas pemerintah, terlebih lagi bila ada pihak-pihak yang bisa saja menuntut hasil dari pemilu 3 Juli kemarin.
Terlepas dari semuanya, perempuan berusia 44 tahun ini menyadari masih banyak tugas yang harus diselesaikan untuk Thailand.
"Masih banyak tugas yang harus diselesaikan ke depannya. Tentunya ini termasuk kesejahteraan rakyat serta proses rekonsiliasi Thailand," ungkap Yingluck seperti dikutip Associated Press, Senin (4/7/2011).
Yingluck dianggap sepeti kloning dari kakaknya Thaksin. Namun dirinya menegaskan bahwa rakyat memilih dirinya bukan kakaknya. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa Thaksin memegang peranan besar dalam keberhasilan adik bungsunya itu.
0 komentar:
Post a Comment