(Foto: gettyimages)
DIA tampan dan baik, tapi kadang-kadang bertindak seperti anak laki-laki. Banyak tanda lain akan memberitahu Anda bahwa dia tidak cukup dewasa.
Setiap hubungan mengarah ke persimpangan ketika kedua pihak harus memutuskan jenis komitmen yang mereka inginkan. Sebagian kita bisa bertahan hingga bertahun-tahun, meski ada juga yang hanya sekian bulan.
Batasan yang jelas harus dibuat, jadi jangan menyia-nyiakan waktu bersama seseorang yang belum siap untuk melangkah serius. Tidak tahu tanda-tandanya? Berikut ulasannya, seperti diulas Galtime.
Masih sekolah
Bukan sekolah untuk mendapatkan gelar S3, tapi gelar D3. Menyenangkan bila dia berpendidikan, tetapi sayang, dia belum punya visi masa depan yang jelas. Banyak pria telah merancang tujuan hidupnya usai sekolah. Seorang pria yang tidak bisa melakukannya, maka dia tidak siap untuk berkomitmen jangka panjang.
Menganggur karena pilihan
Resesi ekonomi meninggalkan banyak pengangguran, tetapi di antara mereka ada yang tidak berkeinginan keras untuk mencari pekerjaan baru. Dia berbadan sehat, tapi hidupnya tergantung dari uang orangtua. Ini jelas tanda kemalasan. Anda butuh seseorang yang tangguh dalam mencari nafkah untuk keluarga yang Anda bangun nanti.
Usia lebih dari 25 masih tinggal bersama orangtua
Ada tingkat kemandirian yang diharapkan dari seorang pria dewasa. Dia tentu tidak akan selamanya tinggal bersama orangtua, kecuali dalam keadaan tertentu (misal kehilangan pekerjaan, rumah kebakaran, dan lainnya). Pria yang terus tinggal bersama orangtua berarti tidak siap untuk meninggalkan “sarang”. Jika dia tidak bisa (atau tidak akan) mampu hidup sendiri, bagaimana mungkin dia bisa menghidupi Anda?
Memprioritaskan teman-teman
Anda ingin seorang pria yang memiliki lingkaran persahabatan yang solid. Dengan ini, Anda bisa mengetahui tingkat kesetiaannya. Sayang, pria terkadang menghabiskan terlalu banyak waktu dan sangat tergantung pada teman-temannya.
Ketika ikatan pertemanannya dan ia menempatkannya pada prioritas utama, akan sulit bagi Anda menembusnya. Inilah saatnya Anda untuk putus. Bukan karena dia pria tidak baik, hanya saja waktunya tidak tepat. Ketika siap untuk hubungan serius, dia pasti akan mengubah prioritasnya.
Siap punya anak tetapi bukan pernikahan
Jangan buang waktu Anda bermain-main dengan pria yang berpikir bisa menjadi ayah sebelum siap menjadi suami. Komitmen merupakan indikator kedewasaan. Jika dia tidak mampu berkomitmen, Anda tak perlu mempertahankanya.
Mudah tersulut emosi
Kita tentu ingin berada di dekat pria yang mampu memberi rasa nyaman, bukan pria yang mudah terpancing emosi dan kerap menyelesaikan masalah dengan berkelahi.
Setiap hubungan mengarah ke persimpangan ketika kedua pihak harus memutuskan jenis komitmen yang mereka inginkan. Sebagian kita bisa bertahan hingga bertahun-tahun, meski ada juga yang hanya sekian bulan.
Batasan yang jelas harus dibuat, jadi jangan menyia-nyiakan waktu bersama seseorang yang belum siap untuk melangkah serius. Tidak tahu tanda-tandanya? Berikut ulasannya, seperti diulas Galtime.
Masih sekolah
Bukan sekolah untuk mendapatkan gelar S3, tapi gelar D3. Menyenangkan bila dia berpendidikan, tetapi sayang, dia belum punya visi masa depan yang jelas. Banyak pria telah merancang tujuan hidupnya usai sekolah. Seorang pria yang tidak bisa melakukannya, maka dia tidak siap untuk berkomitmen jangka panjang.
Menganggur karena pilihan
Resesi ekonomi meninggalkan banyak pengangguran, tetapi di antara mereka ada yang tidak berkeinginan keras untuk mencari pekerjaan baru. Dia berbadan sehat, tapi hidupnya tergantung dari uang orangtua. Ini jelas tanda kemalasan. Anda butuh seseorang yang tangguh dalam mencari nafkah untuk keluarga yang Anda bangun nanti.
Usia lebih dari 25 masih tinggal bersama orangtua
Ada tingkat kemandirian yang diharapkan dari seorang pria dewasa. Dia tentu tidak akan selamanya tinggal bersama orangtua, kecuali dalam keadaan tertentu (misal kehilangan pekerjaan, rumah kebakaran, dan lainnya). Pria yang terus tinggal bersama orangtua berarti tidak siap untuk meninggalkan “sarang”. Jika dia tidak bisa (atau tidak akan) mampu hidup sendiri, bagaimana mungkin dia bisa menghidupi Anda?
Memprioritaskan teman-teman
Anda ingin seorang pria yang memiliki lingkaran persahabatan yang solid. Dengan ini, Anda bisa mengetahui tingkat kesetiaannya. Sayang, pria terkadang menghabiskan terlalu banyak waktu dan sangat tergantung pada teman-temannya.
Ketika ikatan pertemanannya dan ia menempatkannya pada prioritas utama, akan sulit bagi Anda menembusnya. Inilah saatnya Anda untuk putus. Bukan karena dia pria tidak baik, hanya saja waktunya tidak tepat. Ketika siap untuk hubungan serius, dia pasti akan mengubah prioritasnya.
Siap punya anak tetapi bukan pernikahan
Jangan buang waktu Anda bermain-main dengan pria yang berpikir bisa menjadi ayah sebelum siap menjadi suami. Komitmen merupakan indikator kedewasaan. Jika dia tidak mampu berkomitmen, Anda tak perlu mempertahankanya.
Mudah tersulut emosi
Kita tentu ingin berada di dekat pria yang mampu memberi rasa nyaman, bukan pria yang mudah terpancing emosi dan kerap menyelesaikan masalah dengan berkelahi.
0 komentar:
Post a Comment