Chinese French German Japanese Korean Russian
Powered By google
Thank you for visiting my page.MIXMINGLE always update information about international news, national news, life style, and others. Created by Nanda Krista Pryanka.

Tuesday, August 9, 2011

Menkes Jenguk Bocah Penderita Sindrom Guillain Barre


Shafa Azalia (Foto: Fahmi Firdaus/okezone)

Shafa Azalia (Foto: Fahmi Firdaus/okezone)
JAKARTA - Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menjenguk bocah penderita Guillain Barre Syndrome (GBS) Shafa Azalia (4) di Rumah Sakit St Caroulus, Jakarta. Menurutnya, penyakit tersebut sangat langka dan jarang ditemukan di Indonesia.

“Di dunia itu setahun 1-2 kasus penyakit ini. Dari 100 ribu orang, ada 1-2 kasus. Penyakit ini sebenarnya sudah ditengarai yang ditemukan tahun 1859. Dan baru tahun 1916,” kata Endang di Rs St Caroulus, Jakarta, Senin (1/8/2011).

Ihwal pemberian nama GBS, Menkes menjelaskan, penyakit tersebut awalnya ditemukan oleh tiga ilmuwan Perancis yaitu Gullian, Barre dan George. Di Indonesia belum ditemukan data yang jelas tentang penyakit tersebut. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, penyakit tersebut terakhir kali ditemukan 10 tahun lalu.

“Di indonesia sendiri ,kita tidak punya data yang konkret. Tapi misalnya di RSPAD saya tanyakan, cukup jarang, kalau setahun itu belum tentu ada satu kasusnya. Dan biasanya ini menyerang dewasa,” ujarnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun okezone dari berbagai sumber, GBS merupakan penyakit yang timbul dari pembengkakan syaraf tepi, sehingga perintah dari otak kepada otot yang terserang untuk melakukan gerakan tidak sampai.

Penyakit ini juga menyerang syaraf imun sehingga sistem kekebalan tubuh kacau. Dengan tidak diperintahakan, tubuh akan mengeluarkan cairan sistem kekebalan di tempat-tempat yang tidak diinginkan.

GBS memiliki 6 varian yakni Acute inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy (AIDP), Miller Fisher syndrome (MFS), Acute motor axonal neuropathy (AMAN), Acute motor sensory axonal neuropathy (AMSAN), Acute panautonomic neuropathy, dan Bickerstaff's brainstem encephalitis (BBE).

Dari keenam varian tersebut, AIDP merupakan paling umum ditemui. Varian ini merujuk pada serangan terhadap syaraf imun seperti dijelaskan di atas.

Gejala awal antara lain adalah rasa seperti ditusuk-tusuk jarum di ujung jari kaki atau tangan atau mati rasa di bagian tubuh tersebut. Kaki terasa berat dan kaku atau mengeras, lengan terasa lemah dan telapak tangan tidak bisa menggenggam erat atau memutar seusatu dengan baik.

Gejala-gejala awal ini bisa hilang dalam tempo waktu beberapa minggu, penderita biasanya tidak merasa perlu perawatan atau susah menjelaskannya pada tim dokter untuk meminta perawatan lebih lanjut karena gejala-gejala akan hilang pada saat diperiksa.

Gejala tahap berikutnya kaki susah melangkah, lengan menjadi lemah, dan disfungsi syaraf refleks lengan. GBS seringkali berkaitan dengan infeksi baik oleh virus seperti influenza maupun bakteri seperti thypoid.



Sumber : okezone.com

0 komentar:

Post a Comment